Sabtu, 24 September 2011

Posisi Meneran

Ada Macam - Macam Posisi yang bisa membuat ibu nyaman saat bersalin


I.Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lahir (Mochtar Rustam.1998 : 91)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
( setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. ( Agustini. 2002: 2)
Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untukPendidikan Bidan)



II. Tanda dan gejala persalinan
( Varney. 2007 : 672-674)

Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang wanita mendekati persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami semua, sebagian atau bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada dibawah :


Lightening
Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor. Pada presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah lightening. Saat itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester 3 berkurang, karena kondisi ini akan menciptakan ruang baru abdomen atas untuk ekspansi paru. Sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan statis pada vena.

PerubahanServik
Mendekati persalinan serviks semakin matang. Konsistensi servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.


PersalinanPalsu
Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak 6 minggukehamilan.

Ketubanpecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan spontan dalam 24 jam.

Bloody show
Plak lender disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lender serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak lender inilah yang dinamakan blody show.

Lonjakan energi
Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jam sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah beberapa minggu dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat kehamilan.

Gangguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini.

III. Sebab-sebab mulainya persalinan

Penurunan kadar progesterone pada akhir kehamilan
Peningkatan kadar oxytosin pada akhir kehamilan
Keregangan otot-otot uterus
Penekanan pada pleksus ganglion daerah belakang serviks oleh bagian terbawah janin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka menjadi salah satu sebab dimulainya persalinan.

IV. Faktor –Faktor yang mempengaruhi persalinan

Pada setiap persalinan, ada 5 faktor yang hatus diperhatikan, yaitu :

Power
Adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Kekuatan yang berguna untuk mendorong keluar janin adalah his, kontraksi otot –otot perut, kontraksi diagfragma dan aksi ligamamnet, dengan kerja sama yang baik dan sempurma. Ada dua power yang bekerja dalam proses persalinan. Yaitu HIS dan Tenaga mengejan ibu. HIS merupakan kontraksi uterus karena otot – otot polos bekerja dengan baik dan sempurna, pada saat kontraksi, otot –otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion ke arah bawah rahim dan serviks. Sedangkan tenaga mengejan ibu adalah tenaga selain HIS yang membantu pengeluaran

Passanger
Faktor yang juga sangat mempengaruhi persalinan adalah faktor janin. Meliputi sikap janin, letak janin, dan bagian terendah. Sikap janin menunjukkan hubungan bagian –bagian janin dengan sumbu tubuh janin, misalnya bagaimana sikap fleksi kepala, kaki, dan lengan. Letak janin dilihat berdasarkan hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan dengan sumbu tubuh ibu. Ini berarti seorang janin dapat dikatakan letak longitudinal ( preskep dan presbo), letak lintang, serta letak oblik. Bagian terbawah adalah istilah untuk menunjukkan bagian janin apa yangpalingbawah.

Passage
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu :
· Bagian keras
Bagian ini terdiri dari tulang panggul ( Os coxae, Os Sacrum, Os Coccygis ), dan Artikulasi( Simphisis pubis, Artikulasi sakro-iliaka, artikulasi sakro-kosigiu). Dari tulang –tulang dasar dan artikulasi yng ada, maka bagian keras janin dapat dinamakan Ruang panggul ( Pelvis mayor dan minor), pintu panggul ( Pintu atas panggul, Ruang tengah panggul, Pintu bawah panggul, dan ruang panggul yang sebenarnya yaitu antara inlet dan outlet.), Sumbu panggul ( merupakan garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan), Bidang –bidang ( Hogde I, Hodge II, Hodge III, den Hodge IV)
Jenis- jenis panggul menurut Caldwell & Moloy, 1993 adalah Ginegoid yang bulat 45%, Android panggul pria 15%, Antroid Lonjong seperti telur 35%, Platipeloid pica menyempit arah muka belakang 5 %.

· Bagian lunak
Jalan lunak yang berpegaruh dalam persalinan adalah SBR, Serviks Utreri, dan vagina. Diamping itu otot –otot, jaringan ikat, dan ligament yang menyokong alat –alat urogenital juga sangat berperan penting dalam persalinan.

Psikis Ibu
Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja otot –otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu yang otonom maupun yang sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan rasa tenang dan sabar, maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu tersebut. Namun jika ia merasa tidak ingin ada kehamilan dan persalinan, maka hal ini akan menghambat proses persalinan.


Penolong
Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan ingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang dapat membantunya mengenali tanda gejala persalinan sangat dibutuhkan. Tenaga ibu akan menjadi sia –sia jika saat untuk mengejan yang ibu lakukan tidak tepat.

V. Tahap Tahap dalam Persalinan

1.KalaI
Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap ( 10 cm). Hal ini sering dikatakan sebagai tahap pembukaan serviks ( Helen Varney 2007)
Fase Laten dimulai sejak pemukaan awal sampai dengan 4 cm biasanya fase ini berlangsung kurang dari 8 jam. Sedangkan fase aktif persalinan berlangsung ketika pembukaan 4 sampai dengan lengkap. Dalam proses ini terjadi penurunan bagian terbawah janin.

2.KalaII
Kala II dapat membuat ibu kelelahan yang disebabkan oleh penggunaan energi dalam jumlah besar oleh tubuh. Ditambah lagi jika persalinan ini adalah persalinan yang pertama, pasien tersebut mungkin mengalami kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan, menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya.

Untuk Paritas. Pada kala II turunnya bagian terendah dari janin akan lebih cepat dan rata-rata dari kecepatan turunnya bagian terendah ini adalah 3-3,5 cm/jam pada nullipara dan 6-7 cm/jam pada multipara. Pada primipara proses persalinan kala II akan berlangsung lebih lama dibanding pada multipara, karena ibu belum berpengalaman melahirkan, otot-otot jalan lahir masih kaku dan belum dapat mengejan dengan baik. Sedangkan pada multipara proses persalinan pada kala II akan terjadi lebih cepat karena adanya pengalaman persalinan yang lalu dan disebabkan otot-otot jalan lahir yang lebih lemas.

Usia. dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30 tahun. Kematian wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal pada usia 20-29 tahun, kemudian meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.

Pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” yang terjadi setelah orang yang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba yang sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Kurangnya pengetahuan mengenai cara meneran dapat mengakibatkan lama kala II persalinan
Komplikasi yang Terjadi pada Ibu dan Janin Apabila Ibu tidak Mampu Meneran dengan Benar

1) Bagi ibu
Persalinan lama atau persalinan kasep yang pada akhirnya dapat menimbulkan ruptur uteri imminen sampai pada ruptur uteri dan kematian karena perdarahan dan atau infeksi.

2) Bagi janin
Asfiksia sampai terjadi kematian janin .
                      
Kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.








a. Posisi ibu saat meneran
Tidak ada posisi yang paling enak yang cocok untuk semua wanita. Tetapi perubahan posisi pada saat melahirkan dapat menolong si Ibu relaks dan mengontrol rasa sakit. Cobalah posisi-posisi yang berbeda-beda sampai menemukan posisi yang nyaman. Ini beberapa ide posisi yang dapat menolong.
i.                    Tahap Pertama
  1. bergoyang –goyang sambil duduk
Pada waktu melahirkan, pergerakan yang berirama dapat membuat nyaman. Gerakan badan perlahan-lahan ketika duduk di atas bola hamil (sebuah bola karet besar biasanya digunakan sebagai alat untuk melahirkan secara natural), di pinggir kasur atau di kursi yang kuat.

 
Kalau si Ibu duduk di atas kursi, mintalah seseorang untuk duduk di lantai sambil bersandar ke kaki si Ibu. Bila si Ibu duduk sambil bersandar ke kursi, tekanan pada lutut nya bisa mengurangi sakit punggung si Ibu.


2.      Bergoyang – goyang sambil berdiri 

Berdiri atau berjalan menolong proses kelahiran untuk mendapatkan momentum, terutama di tahap-tahap awal. Bersandar pada suami untuk menahan selagi kontraksi berlangsung. Atau lingkarkan tangan si Ibu ke leher suami dan mulai bergoyang-goyang, seperti sedang slow dance. Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.


  1. Bersandar ke depan
               

Kalau punggung si Ibu terasa sakit, bersandar ke depan bisa membuat lebih enak. Duduk di kursi seperti di gambar atau bersandar ke atas meja. Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.
 
  1. Bersandar Ke Kaki

Ibu boleh bersandar ke depan waktu berdiri. Angkat satu kaki ke atas kursi. Perlahan-lahan bersandar kedepan sewaktu kontraksi. Gunakan kursi yang kecil agar tidak terlalu tinggi dan terasa nyaman. si Ibu bisa bersandar tanpa kursi bila diinginkan, letakkan satu kaki di depan, dan tekuk ke depan perlahan-lahan.
  1. Duduk dengan Satu kaki di atas

Posisi yang tidak simetris memberikan banyak variasi. Cobalah mengangkat satu kaki waktu duduk. Si Ibu sebaiknya agak sedikit membungkuk ke arah kaki yang di angkat sewaktu kontraksi.




                        
  1. Berlutut

Kadang kala berlutut menolong rasa sakit di punggung. Gunakan bola hamil atau bantal yang banyak. Di Rumah Sakit, angkat kasur dibagian kepala. Berlutut di bagian bawah kasur sambil mengistirahatkan tangan dan badan bagian atas di atas kasur.


  1. Jongkok

Posisi jongkok menolong membuka pelvis si Ibu, memberikan si bayi ruang untuk berputar sewaktu bergeran melalui lorong rahim. Jongkok juga membuat si Ibu mendorong lebih efektif sewaktu melahirkan. Gunakan kursi yang kuat atau palang jongkok yang disediakan di kasur untuk menahan. Jongkok dengan bertahan ke tembok atau ke suami juga diperbolehkan.


ii.                  Tahap kedua
1.      Setengah duduk


Posisikan si Ibu dengan bantal di punggungnya, atau minta suami untuk duduk membelakangi si Ibu. Pada waktu kontraksi, bungkukkan badan ke depan atau tarik kaki ke atas.


2.      Merondang


Tidak perlu merasa malu untuk berposisi merondang sewaktu melahirkan. Posisi ini mengurangi tekanan pada tulang punggung, sehingga sakit punggung tidak akan terasa dan menolong memutar si Bayi ke posisi yang lebih enak untuk melahirkan. Posisi merondang juga memberikan si Bayi suplai oksigen lebih banyak.

3.      Tidur miring 


Waktu si Ibu perlu istirahat, cobalah posisi tidur yang miring. Tempatkan bantal di sela-sela kali agar nyaman. Posisi ini memaksimalkan peredaran darah ke uterus dan si Bayi. Posisi tidur miring juga menolong si ibu untuk menahan berat si Bayi, dan meringankan sakit punggung.

            Ingat, tidak ada posisi yang sempurna untuk melahirkan. Diskusikan dengan Dokter sebelumnya tapi tetap fleksibel. Cobalah bereksperimen untuk menemukan posisi yang paling enak.


b. Cara meneran


1) Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.

2) Jangan anjurkan untuk menahan nafas pada saat meneran.

3) Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.

4) Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk meneran jika ia menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada.

5) Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.

6) Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi.


Menurut JNPK-KR (2007), dorongan pada fundus meningkatkan resiko distosia bahu dan rupture uteri. Cegah setiap anggota keluarga yang mencoba melakukan dorongan pada fundus.


Untuk mengkoordinasikan semua kekuatan menjadi optimal saat his dan mengejan dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Parturien diminta untuk merangkul kedua pahanya, sehingga dapat menambah pembukaan pintu bawah panggul.

2) Badan ibu dilengkungkan sampai dagu menempel di dada, sehingga arah kekuatan menuju jalan lahir.

3) His dan mengejan dilakukan bersamaan sehingga kekuatannya optimal.

4) Saat mengejan ditarik sedalam mungkin dan dipertahankan denagn demikian diafragma abdominal membantu dorongan kearah jalan lahir.

5) Bila lelah dan his masih berlangsung, nafas dapat dikeluarkan dan selanjutnya ditarik kembali utnuk dipergunakan mengejan.


Menurut Sarwono (2005), ada 2 cara mengejan yaitu :

1) Wanita tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku, kepala sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dadanya dan dapat melihat perutnya.

2) Sikap seperti diatas, tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau kekanan tergantung pada letak punggung janin, hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki yang berda diatas. Posisi yang menggulung ini memang fisiologis. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi dalam belum sempurna.


Sedangkan pada teori yang lain Sarwono (2002), juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengejan, yaitu :

1) Mengejan hanya diperbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan lengkap.

2) Pasien tidur terlentang, kedua kaki difleksikan, kedua tangan memegang kaki atau tepi tempat tidur sebelah atas, bila kondisi janin kurang baik, pasien mengejan dalam posisi miring.

3) Pada permulaan his, pasien disuruh menarik nafas dalam, tutup mulut, mengejan sekuat-kuatnya dan selama mungkin, bila his masih kuat menarik nafas pengejanan dapat diulang kembali. Bila his tidak ada, pasien istirahat, menunggu datangnya his berikutnya.
Pengetahuan ibu dapat mempengaruhi sikap atau perilaku ibu dalam menghadapi proses persalinan. Pengetahuan ibu tentang meneran memegang peranan yang sangat penting agar ibu yang mengalami persalinan dapat meneran dengan benar atau dengan kata lain apabila seseorang ibu mempunyai pengetahuan yang baik diharapkan dapat meneran dengan baik sehingga mempercepat proses persalinan.

3.      Kala III

Managemen Aktif Kala III
Penatalaksanaan aktif pada ala III ( Pengeluaran aktif plasenta) membantu menghindari terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penatalaksanaan aktif kala III meliputi :
Pemberian oksitosin dengan segera
Pengendalian tarikan pada tali pusat,
Pemijitan uterus segera setelah plasenta lahir

4.KalaIV

Kala II adalah o menit sampai 2 jam setelah persalinan plasenta berlangsung. Ini merupakan masa kritis bagi ibu, karena kebanyakan wanita melahirkan kehabisan darah atau mengalami suatu keadaan yang menyebabkan kematian pada kala IV ini. Bidan harus terus memantau keadaan ibu sampai masa kritis ibu telah terlewati.



 nah jadi sekarang misalnya anda dianjurkan melakukan salah satu posisi di ata oleh bidan anda, lakukan seperti apa yng dianjurkan, tanyakan kepada bidan anda posisi yang baik untuk anda yg seperti apa,
Jangan lupa bahwa dukungan suami sangat mempengaruhi kenyamanan anda saat melahirkan,,
Semoga bermanfaat, tinggalkan pertanyaan jika anda masih kurang paham........

Share

0 comments:

Posting Komentar