Sabtu, 24 September 2011

Berhubungan Intim Selama Hamil

Boleh gak Sih Berhubungan Intim Saat Hamil??? 



Banyak yang bilang, tak boleh berintim-intim saat hamil. Ternyata jika dilakukan sesuai kondisi dan posisi tepat, boleh-boleh saja, kok.
Bolehkah wanita yang sedang hamil melakukan hubungan seksual? Pertanyaan ini sering menghantui pasangan suami-istri. Bahkan, tak jarang pasangan tak melakukan hubungan seksual selama istri hamil karena rasa takut yang sebetulnya tak beralasan.
Menurut ahli andrologi dan seksologi, Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, hubungan seksual selama hamil tetap boleh dilakukan. "Tapi, pada tiga bulan pertama kehamilan, sebaiknya frekuensi hubungan seksual tak dilakukan sesering seperti biasanya," ujar peneliti di bidang reproduksi dan seksualitas manusia ini. Pasalnya, jika hubungan seksual dipaksakan pada masa tiga bulan pertama usia kehamilan, dikhawatirkan bisa terjadi keguguran spontan.
Selain tiga bulan pertama kehamilan, pasangan sebaiknya juga lebih berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual pada saat tiga bulan menjelang waktu melahirkan. Sebab, menurut Wimpie, dikhawatirkan terjadi kelahiran dini. 

HATI-HATI KEGUGURAN 
 
Memang, lanjut Wimpie lebih jauh, keguguran bisa disebabkan banyak hal. Misal, karena trauma pada perut, penyakit, atau karena hal-hal ringan seperti nutrisi yang kurang bagus. Selain itu, keguguran juga bisa terjadi akibat kekejangan otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim bisa terjadi karena benturan, misalnya karena jatuh. Di sisi lain, kekejangan otot rahim juga bisa terjadi karena hubungan seksual.
Kok, bisa? "Pada saat wanita mencapai orgasme, terjadi kekejangan pada otot seluruh tubuh, termasuk otot rahim. Nah, kekejangan otot rahim yang terlalu kuat inilah yang bisa mengakibatkan keguguran. Tak jarang, wanita yang tengah hamil mengalami perdarahan setelah berhubungan badan," jelas Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali ini.
Lebih jauh dijelaskan Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG dari RSPAD Gatot Subroto, "Di dalam pembuluh rahim terdapat pembuluh darah yang masuk ke ari-ari. Pembuluh darah inilah yang menyuplai oksigen ke bayi. Nah, pada saat wanita orgasme, pembuluh darah ini terjepit. Akibatnya, dikhawatirkan suplai oksigen ke bayi akan terhambat." Tapi, lanjutnya, selama kontraksi yang terjadi tak berkepanjangan, tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Karena itulah, wanita yang pernah mengalami keguguran juga disarankan untuk lebih hati-hati melakukan hubungan seksual saat hamil. "Bahkan, kalau mungkin dihindari," saran Wimpie.
GAIRAH MENINGKAT
Yang perlu diperhatikan oleh pasangan suami-istri ialah hubungan seksual tak bisa dilakukan hanya demi kepentingan salah satu pihak. Entah itu pihak suami maupun pihak istri semata. Dengan begitu, penting bagi pasangan untuk mengatur kapan saat berhubungan seksual. Dengan kata lain, disesuaikan kondisi pasangan.
Saat istri hamil, tentu yang lebih dipikirkan adalah kondisi pihak wanita. Pria harus menyadari, wanita juga memiliki dorongan seksual. Suami juga sebaiknya tahu, saat hamil, wanita merasakan beban. Beban ini bisa mengakibatkan dua hal. Mungkin saja beban itu bisa mengurangi dorongan seksual atau justru malah meningkatkan dorongan seksualnya.
Biasanya, saat hamil muda, sebagian wanita akan kehilangan dorongan seksualnya. Khususnya bagi wanita yang selama hamil muda mengalami efek samping kehamilan, seperti muntah-muntah berlebihan, tak ada nafsu makan atau tekanan darah yang meningkat. Nah, biasanya dalam kondisi seperti itu, dorongan seksual wanita akan terhambat.
Tapi, pada sebagian wanita yang lain, dorongan seksualnya justru meningkat saat usia kehamilan muda. Ini biasanya dialami wanita yang tetap sehat dan tak mengalami efek kehamilan seperti yang dialami sebagian wanita hamil lain.
Selama kondisi mereka sehat, tak mengalami muntah-muntah, nafsu makan baik, dan tekanan darahnya normal, dorongan seks wanita hamil biasanya akan tetap atau bahkan meningkat. Peningkatan dorongan seksual ini terjadi karena aliran darah ke vagina semakin banyak, sehingga wanita merasakan kehangatan di vaginanya.


HAMIL TUA
Saat usia kehamilan mendekati waktu melahirkan, pada umumnya dorongan seksual wanita akan hilang. Pasalnya, saat itu sudah mulai timbul rasa sakit di rahim, serta semakin besarnya beban yang dipikul karena kehamilan yang semakin besar.
Pada situasi seperti ini, suami seharusnya bisa memperhitungkan antara dorongan seksualnya dan dorongan seksual istri. Termasuk mempertimbangkan kondisi kesehatan istri. Jika gangguan masih terjadi pada istri, suami harus harus bisa mengendalikan dorongan seksualnya untuk tak melakukan hubungan seksual.
Sebagaimana istri tak menuntut melakukan hubungan seksual karena kondisinya, maka suami pun harus juga bisa mengerti masalah yang dihadapi istrinya.
Salah satu cara mengurangi risiko yang mungkin timbul ialah mengurangi frekwensi hubungan seksual. Atau dalam keadaan betul-betul diperlukan, wanita tidak orgasme, meski menyiksa.

Ada dua rentang waktu yang disarankan agar pasangan jangan melakukan hubungan seksual sesering biasanya, yaitu  trimester pertama dan trimester terakhir. Mengapa?
Jika hubungan seks terlalu sering dilakukan pada trimester pertama
kehamilan, dikhawatirkan akan terjadi keguguran yang membahayakan
calon ibu. Sedangkan jika hubungan seksual terlalu sering dilakukan
pada trimester terakhir kehamilan, dikhawatirkan memicu kelahiran
dini.


POSISI 

Faktor lain yang juga patut mendapat perhatian, saran Wimpie, adalah perlunya mengatur posisi hubungan. Apalagi jika wanita sedang dalam kondisi hamil tua. Perut yang semakin membuncit tentu tak bisa lagi memberi keleluasaan bagi wanita untuk melakukan hubungan seksual dalam berbagai posisi.
Dalam keadaan hamil muda, semua posisi mungkin masih bisa dilakukan, meski tentu tetap perlu diatur. Pasalnya, meski kandungan belum terlalu besar, tapi bagi sebagian wanita tetap menjadi hambatan.
Saat usia kehamilan sudah di atas tujuh bulan, biasanya sudah muncul hambatan karena rahim yang sudah membesar. Jika segala posisi dipaksakan, tentu akan membebani pihak istri. Karena itu, menurut Wimpie, dalam keadaan hamil besar, sebaiknya hubungan dilakukan dengan pria pada posisi di belakang wanita.
Hubungan dilakukan sambil berbaring miring menghadap satu arah. "Selain lebih mengurangi ketidaknyamanan pada wanita, posisi ini juga bisa mengurangi tekanan pada dinding rahim," terang pembicara dalam berbagai seminar ini. Yang jadi masalah, tak selalu mudah melakukan penetrasi dari belakang.
Bagaimana dengan posisi lain? Bisa-bisa saja dicoba tapi kemungkinan besar akan membebani pihak wanita. Misal, hubungan dilakukan sambil duduk dan wanita berada di atas pria. Tapi, wanita bisa terlalu payah jika memaksakan diri melakukan hubungan seksual dengan posisi ini.
 
KEPENTINGAN BERSAMA 

Frekuensi hubungan seksual juga sangat tergantung pada kondisi wanita. Banyak sekali wanita yang sedang hamil tua merasa capek karena beban yang lebih berat dibandingkan saat usia kehamilannya masih muda.
Ada sebagian orang berteori, hubungan seks pada usia kehamilan tua akan mempermudah kelahiran karena pada saat itu terjadi kekejangan pada otot rahim. Yang terjadi ialah, pria mengalami ejakulasi dan sperma masuk ke vagina. Di dalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan kontraksi. "Bagian dari prostaglandin ini memang bisa menyebabkan kekejangan otot rahim, meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Justru kekejangan lebih sering dan lebih kuat karena orgasme," papar Wimpie.
Jadi, selama tak menjadi beban bagi istri, hubungan intim selama hamil tak jadi masalah. Lain hal jika istri kehilangan dorongan seksual dan hanya melakukan hubungan seksual demi memuaskan suami, bisa-bisa hanya akan menjadi beban baginya.
Intinya, hubungan seksual yang baik adalah hubungan yang dilakukan untuk kepentingan bersama antara suami dan istri. Karena bagaimana pun, hubungan seksual yang baik merupakan bentuk hubungan komunikasi yang paling dalam antara pasangan suami istri.
Hasto Prianggoro.Ilustrasi:Pugoeh(nakita)








Posisi Hubungan Seks Selama Hamil
 

Pada prinsipnya, seperti dikatakan Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG, wanita hamil boleh melakukan hubungan seks selama perutnya tak tertindih saat berhubungan dan ia bisa menikmati hubungan. Juga, Jangan sampai penis menekan mulut rahim. Karena itu sebaiknya dipilih posisi yang paling tidak menekan. Posisi hubungan seks yang disarankan untuk wanita hamil antara lain:
* Pria di atas tapi ia miring ke salah satu sisi atau bertahan dengan lengan, agar berat badannya tak menekan wanita.
* Wanita di atas tapi hindari penetrasi yang dalam.
* Pria duduk di kursi atau tempat tidur dan wanita berada di atasnya. Selain tak membebani kehamilan, posisi ini juga memudahkan wanita mengatur irama hubungan sekaligus mengurangi tekanan di dinding rahim.
* Pria-wanita berbaring menghadap satu arah dengan posisi wanita di depan pria. Penetrasi dilakukan pria dari belakang.
* Wanita dalam posisi lutut-siku (menungging). Penetrasi dilakukan pria dari belakang.

 

Waktu yang tepat 


Menurut Muharam, waktu yang tepat untuk berhubungan seks sewaktu hamil yaitu setelah trimester pertama hingga usia 7 bulan. Pada waktu ini, ibu hamil sudah relaks dan lebih enakan. Pada trimester pertama kehamilan, sebaiknya Anda menunda hubungan seks terlebih dahulu. Pasalnya, hubungan seks di awal kehamilan mudah terjadi kontraksi. Ari-ari belum terbentuk sehingga dapat mengakibatkan keguguran bila tejadi kontraksi dahsyat.


Sedangkan pada usia kehamilan 7-9 bulan, frekuensi hubungan seks sebaiknya dikurangi sampai janin berusia 9 bulan karena sangat membahayakan janin. Pasalnya kontraksi bisa mengakibatkan pecah ketuban dan bayi dapat terinfeksi. Sementara bila bayi harus dilahirkan, paru-parunya belum matang. Waktu yang sangat membahayakan yaitu antara kehamilan usia 7-8 bulan, ujarnya.


Pada kehamilan berusia 9 bulan, bayi sudah siap untuk dilahirkan bila terjadi kontraksi sehingga air ketuban pecah. Pasalnya, paru-paru bayi sudah matang. Kalau bisa di atas 36 minggu, bila pecah ketuban, bayi lahir sudah aman karena telah mampu bernapas di luar tubuh ibu, katanya.


 Kapan Sebaiknya Membatasi Hubungan Seks ?





* Setiap kali terjadi perdarahan yang tak diketahui sebabnya.
* Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.
* Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.
* Bila membran amnion (selaput ketuban) pecah.
* Bila terjadi plasenta previa (plasenta terletak di dekat atau di atas leher rahim), sehingga dapat keluar terlalu dini pada hubungan seksual, menyebabkan perdarahan dan mengancam ibu serta janinnya.
*Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.

Hasto

Ada juga masalah yang bisa timbul karena berhubungan intim saat hamil 



Meski jarang, beberapa jenis gangguan kehamilan bisa saja terjadi pada beberapa wanita yang punya risiko tinggi. Pada kelompok ini, hubungan seks memang sebaiknya dibatasi selama hamil dan beberapa hari setelah bersalin karena bisa memicu dampak serius yang membahayakan janin.

Dikutip dari Livescience, berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari hubungan seks selama kehamilan pada wanita dengan risiko tinggi.

1. Kelahiran prematur. Wanita yang hamil anak kembar atau punya risiko tinggi untuk melahirkan secara prematur dianjurkan tidak berhubungan seks. Meski tidak banyak penelitian yang membuktikan bahwa hubungan seks saat hamil bisa memicu kelahiran prematur, beberapa dokter menganjurkan wanita yang pernah melahirkan secara prematur untuk puasa seks demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Penyakit Radang Panggul (Pelvic Inflammatory Disease). Penyakit radang panggul dipicu oleh infeksi seksual menular termasuk chlamydia. Selain menyerang organ reproduksi seperti indung telur dan saluran telur, infeksi ini bisa terus menjalar hingga menulari janin. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memakai kondom saat melakukan hubungan seks yang berisiko terutama saat hamil.

3. Perdarahan tali pusar. Hubungan seks sebaiknya dihindari pada wanita hamil yang memiliki placenta previa atau tali pusar yang melintas di leher rahim. Dikhawatirkan, jari, penis atau benda apapun termasuk sex-toy bisa melukai plasenta dan memicu perdarahan yang membahayakan janin.

4. Penyumbatan vena oleh udara (venous air embolism). Embolisme atau penyumbatan vena oleh udara akibat hubungan seks jarang terjadi, namun bisa memicu sedikitnya 18 kematian ibu dan janin di antara 20 juta kehamilan. Jika melakukan seks oral saat hamil, pastikan agar pasangan tidak meniupkan udara ke dalam vagina karena berisiko menyebabkan udara masuk ke vena dan menyumbat aliran darah ke janin.

Semoga Bermanfaat, jika kurang paham bisa meninggalkan komentar ...................

 sumber :
http://bima.ipb.ac.id/~anita/boleh_tetap_berintim2_selama_hamil.htm 
http://www.smallcrab.com/seksualitas/377-manfaat-dan-bahaya-seks-ketika-hamil
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/11/15/cara-aman-berhubungan-seks-saat-hamil

Share

0 comments:

Posting Komentar